INDONESIA DALAM LINGKARAN OPEC

Oleh : Suchi Purnama Sari | Editor : Febrika Hade Putri

Masih segar ingatan kita ketika Indonesia memutuskan untuk keluar dari Organization Petroleum Exsporter Country (OPEC) pada tahun 2008, yang kemudian ditegaskan oleh Meizar Rahman, Gubernur OPEC untuk Indonesia, status Indonesia bukanlah keluar dari anggota OPEC melainkan berstatus disuspensi. Hal ini berarti Indonesia dapat kembali menjadi anggota OPEC jika keadaan memungkinkan. Keinginan Indonesia untuk keluar dari OPEC diumumkan pada sidang OPEC di Wina, Austria, Selasa 9 September 2008. Namun, hasil konferensi memberlakukan status disuspensi, yangmana sebelumnya Indonesia telah dikirimi sepucuk surat tertanggal 17 Juni 2005 berisi agar Indonesia tidak keluar dari OPEC.

Alasan Indonesia keluar sebagaimana yang disampaikan oleh Meizar, bahwa posisi Indonesia sebagai importir, jelas beda kepentingan di sini, negara exportir pasti menginginkan harga minyak dunia naik, sedangkan negara importir menginginkan harga minyak dunia turun. Hal ini menyebabkan Indonesia tidak lagi cocok duduk berdampingan dengan negara yang berbeda kepentingan.

Pasca disuspensi dari OPEC , Wakil Presiden Jusuf Kalla pada menyatakan pada waktu itu bahwa ia akan fokus pada peningkatan produksi minyak dalam negeri mengingat produksi minyak yang terus menurun berdasarkan laporan bulanan OPEC edisi Mei 2008, yaitu dalam kisaran 876ribu bph (barel per hari) atau hanya 2,8% dari total produksi minyak OPEC yaitu 31,7 juta bph.

Tahun 2015 ini muncul keinginan pemerintah untuk kembali menjadi anggota OPEC. Tetapi, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengatakan kalau Indonesia hanya akan menjadi pengamat saja belum menjadi anggota aktif kembali.  Hal ini disebabkan karena untuk menjadi anggota Indonesia harus membayar iuran sebesar 2jt bph dimana Indonesia tidak menyanggupi untuk itu. Sedangkan, jika menjadi pengamat Indonesia akan diuntungkan dengan posisi tersebut karena Indonesia mampu dekat dengan negara-negara pengexpor minyak, yang pada perkembangannya saat ini minyak dunia terus turun, dikarenakan anggota OPEC tidak mengurangi angka produksinya.
Wacana indonesia untuk kembali aktif di OPEC adalah keputusan yang perlu didukung. Jika Indonesia kembali menjadi anggota aktif, Indonesia mampu mengontrol harga minyak dunia dan menyesuaikannya dengan pergerakan minyak dunia dalam negeri, karena selama Indonesia tidak aktif di OPEC, pergerakan minyak dalam negeri tetap tidak tinggi. Sedangkan, pengaruh kebijakan OPEC menentukan terhadap negara-negara importir, salah satunya adalah negara kita “ Indonesia” . 



0 komentar:

Posting Komentar